article

Rian ‘Mas Jom’ Ardianto

Assalamu’alaikum~

Selamat berjumpa kembali dengan diriqu yang sudah membuat blog ini berdebu dan dihinggapi sarang laba-laba (levvay) selama 6 bulanan. Okey hari ini diriqu akan bahas salah satu atlet yang saat ini sedang booming dan digilai oleh para kaum hawa. Dia adalah…

IMG_6066

Muhammad Rian Ardianto. Biasa dipanggil Rian atau Mas Jom. Loh kok Mas Jom? Karena banyak yang namanya Rian, jadi dia dipanggil Rian Jombang supaya unik. Kalo seragam nanti nggak ada statistik loh… (eh statistik itu apa yha? *pura-pura lupa*). Jadi ya diriqu ini mulai notice seorang Rian sejak semester kedua 2016, tepatnya saat Rian dan Fajar tanding di Thailand Open dan kalah di semifinal. Saat itu diriqu merasa struktur mukanya mirip dengan seseorang (oke ini skip aja lalala~). Nah seminggu kemudian mereka tanding di Chinese Taipei Masters GrandPrix dan JUARA! Itu adalah gelar GP perdana mereka setelah sebelumnya juara di level International Series (IS) dan International Challenge (IC).

Sebenarnya mah pertama kali liat Rian itu waktu kualifikasi Indonesia Open SSP 2016 di Istora, tapi dulu belum terlalu ngeh karena masih lebih memperhatikan Fajar yang pernah berpasangan dengan Lee Yong Dae di Djarum Superliga. Setahun kemudian saat Indonesia Open SSP 2017 di JCC, diriqu kembali ‘bertemu’ Fajar dan Rian, tepatnya papasan, karena posisi diriqu lagi otw ke mushola sementara Fajar dan Rian lagi siap-siap mau tanding. Disaat itulah diriqu melihat muka Rian dari dekat dan BOOM! Bersinar banget cyin mukanya~ bedalah daripada waktu nonton di streaming. Sejak itu diriqu mulai ngefans dengan muka Rian (IYA. MUKANYA).

Nah mulai saat itu juga diriqu mulai memperhatikan cara main Rian. Dia ini berperan sebagai Smasher alias penggebuk di baseline, tugasnya tidak lain dan tidak bukan adalah untuk ‘menyantap’ pengembalian lambung lawan yang diarahkan ke baseline. Seinget diriqu ya, Rian ini dulu kalo smes kadang suka asal gebuk, arahnya belum mematikan dan malah sering nyangkut juga. Apalagi kalo doi main di depan net, duh lebih sering banget nyangkut daripada nyebrangnya bikin gemes pengen cubit. Terus juga kalo dibandingkan antara Fajar dan Rian, pertahanan Rian ini lebih rapuh daripada Fajar, so Rian ini sering jadi sasaran empuk untuk digempur lawan.

Tapi di Asian Games kemarin, yang diriqu liat permainan Rian jauh meningkat, dari segi serangan dari baseline, permainan netnya, dan pertahanannya jadi lebih rapet, meskipun masih ada error tapi gapapalah ya bisa diatasi. Biasanya kan Fajar lebih minim error daripada Rian, eh ini bisa dibilang Rian itu menutupi error yang dibuat Fajar. Mungkin Fajar sedang ada pikiran atau gimana diriqu tak tau~

Nah kalo bahas final individu Asian Games, diriqu lebih dukung Fajar/Rian daripada Minions, secara diriqu ngefans sama Rian, tapi di satu sisi pengen Minions juara juga, supaya mereka bisa membuktikan kalo Minions bisa loh juara di Major Event, bukan hanya juara Superseries seperti ………….. *mohon maap disensor*. Akhirnya Minions yang juara, diriqu fifty-fifty gitu antara senang dan sedih. Senang karena Minions bisa membuktikan + bisa pamer emas AG ke Junhui/Yuchen, sedih karena Fajar/Rian udah leading di game ketiga tapi akhirnya tertikung secara dramatis. Tapi nggak apa-apa kan INDONESIA yang menang. Kalo kata Fajar/Rian sih mereka belum beruntung aja. Next time pasti bisa.

Oiyes diriqu ingat satu hal lagi yang membuat diriqu semakin terpana oleh Rian. Sebagai informasi, Rian yang pendiam sekamar dengan Kevin yang tengil. Jadi waktu itu lagi iseng nonton live IGnya Kevin dan saat itu live IGnya gelap tak terlihat apapun termasuk debu-debu yang ada di kamar mereka (lah ngapain w nyariin debu -_-). Terus para penonton live IG pada tanya ke Kevin kok gelap sih? Terus Kevin bilang Rian lagi sholat Isya dan nggak mau masuk kamera pas lagi sholat. Ya ampun imamable banget nggak sih? Pantes aja mukanya bersinar gitu, gegara rajin ibadah ternyata. Perawatan atau nggaknya sih gak tau ya tapi tetep aja tidak ada yang bisa menandingi manfaat rajin beribadah iya kan…. *kekeuh*

Sayangnya Rian ini bagaikan emas 1 ton yang tidak bisa tergapai oleh diriqu, jadi ya cuma bisa ngefans aja hahaha. Sejak Asian Games jadi banyak yang suka sama Rian, bahkan banyak orangtua yang pengen Rian jadi menantunya. Waduh mundur perlahan-lahan lah diriqu yg lebih tua dari Rian ini. Pokoknya buat Rian, semoga semakin berprestasi ya untuk kedepannya. Step by step! Keep learning. Keep growing. FIGHTING!

Sekian dulu ngetiknya ya, nanti kalo ada ide lagi bakal mampir ke sini hoho Wassalam.

 

Advertisement
article

Mengapa Kamu Nonton Drama Korea?

Crq7irjVIAA9bf2

Pernah menonton drama korea? Apakah kalian punya teman atau anggota keluarga seorang penggemar drama korea? Atau sekarang kalian sudah menjadi drama korea holic?

Korea terbagi menjadi dua bagian, yaitu Korea Utara dan Korea Selatan. Nah, drama korea yang kita tahu adalah drama yang dibuat dan dibintangi oleh aktor & aktris Korea Selatan (Korsel). Drama korea kini sudah menjadi tren di kalangan masyarakat Indonesia. Saat ini banyak masyarakat Indonesia yang lebih memilih untuk menonton drama korea daripada sinetron indonesia, mengapa?  Karena jumlah episode drama korea cenderung lebih sedikit daripada sinetron indonesia. Demam korea atau Hallyu Wave di Indonesia dimulai sejak awal tahun 2000-an, kala itu drama yang mulai memikat hati masyarakat Indonesia adalah Endless Love dan Winter Sonata. Drama-drama ini memiliki daya pikat dari segi alur cerita, pemeran utama yang ganteng dan cantik, serta tempat syutingnya yang sangat indah. Kalian tahu Pulau Nami di Korsel? Nah tempat ini adalah salah satu tempat syuting Winter Sonata yang hingga saat ini ramai dikunjungi turis-turis yang datang ke Korsel.

Di sini saya akan sedikit mengulas beberapa alasan seseorang menonton drama korea. List ini saya buat berdasarkan percakapan saya dengan orang-orang di sekitar saya yang suka menonton drama korea. Check this out!


1. Menonton drama korea karena disuruh teman

Dulunya tipe ini nggak pernah nonton drama korea. Kalau ada teman yang tawarin drama korea baru, pasti ditolak dengan alasan “Apaan sih bahasanya aneh nggak ngerti.” atau “Mukanya sama semua nggak bisa bedain.” dll. Nah setelah beberapa kali ditawarin, akhirnya luluh juga dan mulai nonton. Awalnya sih biasa aja karena baru pertama kali nonton, bahkan satu drama baru selesai kamu tonton setelah beberapa bulan. Setelah beberapa kali nonton, eh jadi mulai suka drama korea deh.


2. Melihat genre terlebih dahulu sebelum menonton

Sama seperti halnya memilih film bioskop yang akan ditonton, tipe ini biasanya selektif dalam memilih drama korea yang akan ditonton. Biasanya tipe ini akan mencari info tentang genre drama korea tersebut, terserah pemerannya siapa yang penting genrenya sesuai. Genre yang umumnya disajikan drama korea adalah komedi romantis, sejarah/saeguk, family, melodrama, cerita fantasi, dll. Jika tertarik dengan genre cerita yang disajikan, maka tipe ini akan mulai menonton drama korea tersebut.


3. Melihat pemeran utama terlebih dahulu sebelum menonton

Tipe ini adalah salah satu tipe penonton yang paling umum dijumpai di masyarakat, baik itu penonton film bioskop maupun cerita bersambung. Biasanya tipe ini adalah mereka yang menyukai aktor/aktris tertentu dan ingin melihat akting dari aktor/aktris kesukaannya. Di Korsel sendiri saat muncul berita tentang drama korea yang akan tayang, pasti yang diberitakan adalah siapa yang menjadi pemeran utama pria dan wanita. Hal ini dilakukan untuk menarik perhatian penonton drama korea. Aktor/aktris yang terkenal cenderung akan membuat drama tersebut dinanti oleh penonton hingga waktu penayangan tiba.


4. Melihat tema utama cerita sebelum menonton

Tipe ini mirip dengan tipe nomor 2. Bedanya adalah tipe ini akan membaca sinopsis awal dari drama korea yang menjadi targetnya, seperti latar belakang si pemeran utama mencakup jenis pekerjaan, kepribadiannya seperti apa, dan latar tempat yang digunakan sebagai inti cerita apakah rumah sakit, stasiun TV, sekolah/kampus, istana kerajaan (untuk drama sejarah/saeguk), atau lokasi lainnya.

Kamu termasuk golongan yang mana?